Lokasi Anda saat ini adalah:Telkom Indonesia > Otomotif
Semarak Ramadan di Kota Yogya Sajikan Takjil Ramah Lingkungan
Telkom Indonesia2024-12-14 20:44:03【Otomotif】9rakyat jam tangan
Perkenalanpg soft demo mahjong ways 2Menyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,Bulan Ramadan identik dengan berbagai macam sajian takjil. Baik itu yang dimasak sendiri, beli di pu slot5000 alternatif
Bulan Ramadan identik dengan berbagai macam sajian takjil. Baik itu yang dimasak sendiri,slot5000 alternatif beli di pusat jajanan rakyat, atau menikmati sajian takjil bersama-sama di masjid.
Tapi di tengah semarak hidangan takjil Ramadan, sering kali volume sampah juga ikut meningkat. Inilah kenapa beberapa masjid di Kota Jogja menggunakan alas piring dan gelas keramik dalam menghidangkan takjil, bukan menggunakan kemasan sekali pakai.
Salah satunya Masjid Jogokariyan, yang sudah memiliki tradisi bagi-bagi takjil saat Ramadan menggunakan alas piring sejak tahun 80-an. Pada mulanya, dikatakan Takmir Masjid Jogokariyan Enggar Haryo Panggalih, pembagian takjil dalam bentuk makanan ringan, tapi seiring waktu berjalan, mulai dihidangkan makanan berat.
“Masjid Jogokariyan mulai difungsikan pada 20 Agustus 1967, pada waktu itu takjil belum dalam bentuk makanan berat, ya seperti roti, kemudian seiring dinamika dakwah yang terjadi baru kami mulai sediakan makanan berat,” terangnya pada Senin (27/3) saat ditemui di Masjid Jogokariyan.
Pilih Pakai Piring Dibanding Kemasan Sekali Pakai
Penggunaan piring dalam membagikan takjil, jelas Enggar, pada dasarnya bertujuan untuk menyempurnakan puasa dengan berbuka dan melanjutkan ibadah salat berjamaah di masjid, juga untuk mengurangi produksi sampah kemasan sekali pakai.
“Kalau dikasih nasi bungkus nanti mereka akan bawa pulang, dan nggak salat berjamaah di masjid. Tapi kalau dengan piring kan otomatis dimakan di masjid, dan mereka juga ikut salat berjamaah di masjid seperti itu. Jadi tujuannya ya agar jemaah menyempurnakan buka puasanya,” tuturnya.
Menurut Enggar pemanfaatan piring dalam menyajikan takjil, juga menekan produksi sampah anorganik. Apalagi pada Ramadan 2023 ini takjil yang dibagikan oleh Masjid Jogokariyan mencapai 3.000 hingga 3.500 porsi.
“Kami sempat koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta terkait pengelolaan sampah, kalau anorganik kami tidak ada ya karena takjil itu dibagikan pakai piring dan gelas dari sini. Untuk sampah organik sisa makanan, sudah ada pengelolanya, ya warga sekitar sini nanti ada yang menjadikan sebagai kompos dan pakan ternak, untuk residu ya ke TPS” jelasnya.
Tidak hanya Masjid Jogokariyan, Masjid Pangeran Diponegoro Balai Kota Yogyakarta, juga menggunakan alas piring dan gelas keramik untuk menghidangkan takjil buka puasa, kepada lebih dari 700 jemaah dalam sehari selama Ramadan sebulan penuh.
Masjid Ramah Lingkungan
Ketua Harian Takmir Masjid Pangeran Diponegoro, Syamsul Azhari mengatakan, penggunaan alas piring dalam menyajikan takjil ini juga bagian dari komitmen bersama agar para takmir masjid di Kota Jogja semakin peduli terhadap lingkungan.
“Kami bekerja sama dengan Baznas dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, untuk mengajak masjid-masjid di Kota Jogja ikut terlibat dalam mengurangi produksi sampah. Kami sudah lakukan sosialisasi secara langsung, memang belum semua tapi beberapa sudah mulai lakukan,” ungkapnya pada Selasa (28/3) di Masjid Pangeran Diponegoro.
Terutama saat Ramadan, lanjut Syamsul, selain menyediakan takjil buka puasa beberapa masjid juga membagikan hidangan sahur untuk jemaah. Seperti halnya yang dilakukan di Masjid Pangeran Diponegoro, untuk itulah produksi sampah ini harus ditekan.
“Pengelolaan sampah ini dimulai dengan pemilahan, mana yang anorganik, organik, dan residu. Setelah itu kami bekerja sama dengan Bank Sampah Balai Kota untuk pengolahannya. Kalau sampah anorganik tidak ada ya, karena alat makan dari sini, minum juga dengan gelas atau jemaah bawa tempat minum sendiri yang diisi ulang di galon yang sudah kami sediakan,” katanya.
Penggunaan alas piring dalam penyajian takjil Ramadan, sejalan dengan Gerakan Zero Sampah Angorganik Kota Jogja yang diterapkan sejak awal tahun 2023. Pemerintah Kota Yogyakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, mendorong agar masjid-masjid di wilayah juga menerapkah hal serupa.
Ikut Kontribusi Kurangi Sampah
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto menjelaskan, sebelum memasuki bulan Ramadan, sudah berikan arahan kepada para takmir masjid di Kota Jogja, untuk ikut berkontribusi dalam Gerakan Zero Sampah Anorganik.
“Kami ajak agar bagaimana ketika kegiatan buka puasa atau sahur di masjid, dapat mengurangi produksi sampah anorganik. Hal ini bisa diwujudkan melalui konversi pembungkus makanan, dengan menggunakan wadah tetap yang bisa dipakai berulang kali,” jelasnya Selasa (28/3) saat diwawancarai di Kantor DLH Kota Yogyakarta.
Kalau sampah organik, terang Sugeng, menjadi kebijakan dari jemaah itu sendiri, jangan sampai ada banyak sisa-sisa makanan yang kemudian menjadi sampah. Beberapa masjid seperti Masjid Gede Kauman, Masjid Jogokariyan, dan Masjid Pangeran Diponegoro sudah menggunakan piring, untuk mengurangi produksi sampah.
“Ketika bicara soal volume sampah itu tidak hanya soal kenaikannya pada momen tertentu, tapi bagaimana perilaku untuk mengurangi sampah harus dilakukan oleh semuanya. Kalau kita tidak bisa menangani sampah, hendaknya kita berkontribusi bagaimana upaya kita mengurangi sampah,” ungkapnya.
Dalam upaya ini, tambah Sugeng, kita wujudkan melalui bentuk yang baik, misalnya tidak gunakan stirofoam atau mika sebagai pembungkus, menggunakan bahan-bahan yang memang bisa diurai oleh alam, tidak menggunakan kemasan sekali pakai.
“Mari kita semua bijak dalam mengurangi sampah di tempat kita masing-masing, dengan harapan setiap warga di Kota Jogja agar berkontribusi dengan cara masing-masing, sesuai dengan kondisi wilayahnya,” tambahnya. (Jul)
Besar!(78218)
Artikel sebelumnya: Mendidik siswa mandiri agar survive
Artikel selanjutnya: Wakil Walikota Cup II, Selain Pelestarian Satwa Juga Sebagai Upaya Membuka Potensi Ekonomi Kreatif Berbasis Hobi
Berita terkait
- Genap Dua Tahun Pimpin Yogyakarta, Haryadi – Heroe Ajak OPD Jaga Kekompakan
- Sendratari Sang Pangaribawa Meriahkan Puncak HUT ke-77 Pemkot Yogya
- Kelompok Jaga Warga Bantu Ciptakan Suasana Kondusif Kota Yogya
- Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-28 Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat Berkelanjutan
- Kolaborasi seni lahirkan Seni Unggul kelas dunia
- Organikkan Jogja Komitmen Warga Selesaikan Sampah dari Rumah
- Perayaan Natal 2023 Ajak Jemaat Memuliakan Bumi
- Angkat Keunikan Kampung Jadi Destinasi Wisata
- Wakil Walikota Berikan Motivasi Peserta UNBK
- KORPRI Dukung Tata Pemerintahan yang Baik di Kota Yogya
Berita hangat
Rekomendasi berita
Wayang Sampah Karya Iskandar Menjelajah Hingga Luar Negeri
Pemkot Yogya Bakal Tambah Mesin Anjungan Dukcapil Mandiri
Rapat Dinas Pertama, Pj Wali Jaga Kolaborasi Antar Instansi
Sinergi Pemerintah dan Gabungan Organisasi Wanita Percepat Penurunan Stunting
Lestarikan Olahraga Tradisional, Anak Muda Yogya akan Dilatih Jemparingan
Dukung Validitas Data, Parameter Kemiskinan Perlu Diperbarui
Pemkot Yogya Bakal Bangun 4 Ruang Terbuka Hijau Publik Baru
Tingkat Kunjungan Naik 50 Persen, Pengunjung Taman Pintar Diimbau Tertib Buang Sampah